Tampilkan postingan dengan label rekayasa perangkat lunak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label rekayasa perangkat lunak. Tampilkan semua postingan

Minggu, 30 Oktober 2016

Jenis Testing Dalam Software Dan Hardware

Proses Testing adalah salah satu bagian penting bagi sebuah pengembangan/ development sistem informasi atau dalam commercial software (peragkat lunak yang dijual ke publik). Testing biasanya dilakukan pada proses diantara tahap coding selesai dan sebelum tahap finishing atau publikasi. Tujuannya untuk melakukan perbaikan dan/atau kemajuan dari versi produk (software/hardware) yang sedang dibuat. 

Berikut ini adalah jenis-jenis testing dan sedikit penjelasanya,

Selasa, 08 November 2011

Soal Latihan Praktikum Rekayasa Perangkat Lunak (2)

Modul 2 


by Admin
 Soal - soal yang terdapat dalam modul kuliah Praktikum Rekayasa Perangkat Lunak, yang dapat Anda ingat dalam teori Rekayasa Perangkat Lunak. (Bagian Modul 2).

Soal Latihan Praktikum Rekayasa Perangkat Lunak

Modul 0-1 
by Admin
Soal - soal yang terdapat dalam modul kuliah Praktikum Rekayasa Perangkat Lunak, yang dapat Anda ingat dalam teori Rekayasa Perangkat Lunak. (Dari Modul 0-1).

Jumat, 04 November 2011

Manajemen Requirement

(Tugas Teori Rekayasa Perangkat Lunak dari Slide Modul 2 : Introduction to RMUC)

.          Apakah yang dimaksud dengan requirement ?
Requirement dalam manajemen proyek merupakan suatu kondisi atau kemampuan yang sesuai dengan sebuah sistem, atau dengan kata lain dapat disebut juga sebagai analisa suatu kebutuhan dalam membangun sebuah proyek aplikasi.

Kamis, 03 November 2011

Stakeholders dalam manajemen

Stakeholders dalam manajemen
‘Stakeholders’ menurut definisnya adalah kelompok atau individu yang dukungannya diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup organisasi.


 Clarkson membagi Stakeholders menjadi dua: Stakeholders primer dan Stakeholders sekunder. Stakeholders primer adalah ‘pihak di mana tanpa partisipasinya yang berkelanjutan organisasi tidak dapat bertahan.’ Contohnya adalah pemegang saham, investor, pekerja, pelanggan, dan pemasok.  Stakeholders sekunder didefinisikan sebagai ‘pihak yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan, tapi mereka tidak terlibat dalam transaksi dengan perusahaan dan tidak begitu penting untuk kelangsungan hidup perusahaan.’ Contohnya adalah media dan berbagai kelompok kepentingan tertentu.  

Clarkson (dalam artikel tahun 1994)  telah memberikan definisi lebih sempit di mana Stakeholders didefinisikan sebagai suatu kelompok atau individu yang menanggung suatu jenis risiko baik karena mereka telah melakukan investasi (material ataupun manusia) di perusahaan tersebut, ataupun karena mereka menghadapi risiko akibat kegiatan perusahaan tersebut. Karena itu, Stakeholders adalah pihak yang akan dipengaruhi secara langsung oleh keputusan dan strategi perusahaan.

Sedangkan, menurut Freeman (1984), perusahaan-perusahaan terkemuka telah menerima kenyataan bahwa mereka bukanlah semata-mata pelayan kepentingan pemilik modal, melainkan juga pemangku kepentingan lain yang lebih luas. Pemangku kepentingan ini didefinisikan sebagai pihak-pihak yang dapat terpengaruh dan/atau mempengaruhi kebijakan serta operasi perusahaan.

Clarkson (1995) semakin meyakinkan dunia bisnis bahwa hanya dengan memperhatikan semua pemangku kepentinganlah sebuah perusahaan dapat mencapai kinerja sosial yang tinggi (yaitu perolehan social license to operate). Permasalahannya, siapa saja yang dapat dianggap sebagai pemangku kepentingan yang sah terhadap operasi perusahaan? Jawaban pertanyaan ini pertama-tama dikemukakan oleh Mitchell, Agle dan Wood (1997), yang menyatakan bahwa derajat kesahihan pemangku kepentingan ditentukan oleh aspek kekuatan, legitimasi, dan urgensi. Sejak itu ketiga kriteria itu dipergunakan secara luas, sampai kemudian Driscoll dan Starik (2004) mengusulkan kedekatan (proximity) sebagai kriteria lainnya.