-Manajemen Proyek Perangkat Lunak-
Manajemen Resiko adalah “proses yang digunakan untuk meminimasi atau menghilangkan resiko sebelum membahayakan produktivitas proyek perangkat lunak”. Dengan hanya 28% proyek perangkat lunak yang dapat selesai tepat waktu dan sesuai budget, resiko dan manajemen resiko memainkan peran penting dalam pengembangan perangkat lunak.
Pendekatan Manjemen Resiko
*sumber : Makalah Manejemen Resiko Software Engineering oleh Tanti Kristanti*
Manajemen Resiko adalah “proses yang digunakan untuk meminimasi atau menghilangkan resiko sebelum membahayakan produktivitas proyek perangkat lunak”. Dengan hanya 28% proyek perangkat lunak yang dapat selesai tepat waktu dan sesuai budget, resiko dan manajemen resiko memainkan peran penting dalam pengembangan perangkat lunak.
Pendekatan Manjemen Resiko
Pendekatan yang lebih proaktif adalah dengan
mengidentifikasi resiko proyek dan merencanakan bagaimana merespon resiko
tersebut ketika muncul. Sangatlah baik untuk mengambil aksi konkret untuk
mencegah resiko yang teridentifikasi yang dapat menyebabkan permasalahan dan
bukan hanya sekedar memperbaiki produk dari kesalahan. Manajemen resiko yang
utama adalah untuk menghilangkan penyebab utama resiko yang akan mengancam
proyek organisasi.
Manajemen resiko merupakan aplikasi
tool dan prosedur yang tepat untuk mengatasi resiko dengan batasan yang dapat
diterima. Manajemen resiko terdiri atas sejumlah komponen yaitu:
1. Risk assessment
Merupakan proses untuk menguji proyek
dan mengidentifikasi area resiko potensial. Identifikasi resiko dapat
difasilitas dengan bantuan suatu daftar area resiko umum untuk proyek software, atau dengan menguji isi database organisasi yang berisi resiko serta
strategi mitigasi yang teridentifikasi sebelumnya (baik sukses maupun tidak).
Analisis resiko melibatkan pengujian bagaimana outcome proyek berubah dengan melakukan
modifikasi variabel input resiko.
2. Risk prioritization
Membantu proyek memfokuskan pada
resiko yang paling berat dengan memperkirakan risk exposure. Prioritas dapat dilakukan dengan cara kuantitatif,
dengan estimasi probabilitas (antara 0.1-1.0) dengan kegagalan relatif pada
skala 1 sampai 10. Menggabungkan beberapa faktor ini akan menyediakan estimasi risk exposure bagi tiap risk item, yang dapat terjadi pada
kisaran 0.1 sampai 10. Semakin tinggi exposure,
semakin agresif resiko yang harus ditangani. Lebih mudah untuk mengestimasi
probabilitas dan dampaknya sebagai High,
Medium atau Low. Dengan item
tersebut, setidaknya terdapat 1 dimensi resiko dengan rate High dan perlu diperhatikan terlebih dahulu.
3. Risk avoidance
Merupakan salah satu cara untuk
berhubungan dengan resiko, dimana resiko dihindari dengan tidak melaksanakan proyek
tertentu dan hanya melaksanakan proyek yang pasti.
4. Risk control
Merupakan proses mengatur resiko untuk
mencapai outcome yang dikehendaki.
Merencanakan manajemen resiko akan menghasilkan rencana untuk berhubungan
dengan setiap resiko yang signifikan, termasuk mitigasi pendekatan, kepemilikan
dan timeline. Resolusi resiko
merupakan eksekusi rencana yang berkaitan dengan tiap resiko. Dimana pada
akhirnya, risk monitoring akan
membantu melacak perkembangan pemecahan tiap resiko.
Mengidentifikasi resiko proyek secara
sederhana tidaklah cukup karena resiko tersebut perlu didokumentasikan guna
memudahkan komunikasi nature dan
status resiko pada komunitas project
stakeholder selama proyek berjalan. Tabel 3 menunjukkan form untuk
mendokumentasikan resiko. Daftar resiko dapat disertakan sebagai bagian
dokumentasi dari rencana proyek software
atau menjadi dokumen yang berdiri sendiri. Sebagai alternatif, form pada Tabel 4
dapat digunakan untuk mendokumentasikan faktor resiko individual secara detail.
*sumber : Makalah Manejemen Resiko Software Engineering oleh Tanti Kristanti*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jangan lupa beri komentar dan join blognya yaa :)