Minggu, 23 Januari 2022

Puisi Baru

Soneta atau sonet adalah salah satu bentuk kesusastraan yang muncul sejak pertengahan abad ke-13 di kota Firenza, Italia. Soneta berasal dari kata sonneto dalam bahasa italia yang merupakan perubahan dari kata sono yang berarti suara. Jadi secara singkat, pengertian soneta adalah puisi yang bersuara. Dibawa oleh Dante, Petrarca, dan Bocacio.

Di Indonesia, soneta masuk dari negeri Belanda diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam Effendi, karena itu mereka berdua dianggap sebagai Pelopor/Bapak Soneta Indonesia. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, namun lebih memiliki kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan yaitu jumlah barisnya (14 baris).

Adapun ciri-ciri soneta diantaranya yaitu:

  • Terdiri atas 14 baris
  • Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 quatrain dan 2 terzina
  • Dua quatrain merupakan sampiran dan merupakan satu kesatuan yang disebut octav.
  • Dua terzina merupakan isi dan merupakan satu kesatuan isi disebut sextet.
  • Bagian sampiran biasanya berupa gambaran alam
  • Sextet berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan daripada apa yang dilukiskan dalam ocvtav , jadi sifatnya subjektif.
  • Peralihan dari octav ke sextet disebut volta
  • Penambahan baris pada soneta disebut koda.
  • Jumlah suku kata dalam tiap baris biasanya antara 9-14 suku kata
  • Rima akhirnya adalah a-b-b-a, a-b-b-a, c-d-c, d-c-d
Analogi:
  • Distickon : 2 baris
  • Terzina : 3 baris
  • Kwartin : 4 baris
  • Kwint : 5 baris
  • Sextet : 6 baris
  • Septima :7 baris
  • Oktavo/ Stansa : 8 baris

Contoh:

Gembala
karya Muhammad Yamin
Perasaan siapa ta ‘kan nyala (a)
Melihat anak berelagu dendang (b)
Seorang saja di tengah padang (b)
Tiada berbaju buka kepala (a)

Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang (b)
Semenjak pagi meninggalkan kandang (b)
Pulang ke rumah di senja kala (a)

Jauh sedikit sesayup sampai (a)
Terdengar olehku bunyi serunai (a)
Melagukan alam nan molek permai (a)

Wahai gembala di segara hijau (c)
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau (c)
Maulah aku menurutkan dikau (c)

Contoh 2:
Aku terjatuh dan tersungkur (a)
Di tanah merah yang tak tandur (a)
Sekujur tubuh pun merapuh (b)
Bagaikan kayu di gubug runtuh (b)
Apakah peranku harus terselesaikan? (c)
Masihkah ada sejumput kesempatan? (c)
Bisakah aku menyembulkan (c)
Harapan dari kalbu terdalam? (c)

Dan tubuh pun masih tersungkur (a)
Dan tubuh pun masih merapuh (b)
Di atas tanah yang tak tandur (a)

Tetapi jiwa tidak kendur (a)
Dan semangat pun mulai tumbuh (b)
Coba bangkitkan tubuh tersungkur (a)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan lupa beri komentar dan join blognya yaa :)